Home » » Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi

Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi

Pada postingan kali ini kita akan membahas mengenai Tes Pengukuran, Asesme dan Evaluasi. Materi ini merupakan tugas dari mata kuliah Pengembangan evaluasi dan proses pembelajaran fisika. Di dalam postingan ini nanti juga akan dibahas mengenai Validitas, Reliabilitas, Bias, Standard Error Measurement dan matrik perbandingannya. Untuk mendapatkan makalah lengkapnya silakan hubungi Admin lewat form KONTAK, atau Anda juga bisa meminta langsung lewat akun FB penulis Altri Ramadoni. Semoga artikel berikut ini bermanfaat bagi pembaca semuanya, jika ada yang mau mengopy atau menjadikan sumber referensi maka jangan lupa cantumka sumbernya. Terimakasih

 


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Implementasi kurikulum 2013 berimplikasi pada model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian pencapaian kompetensi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 tentang  Standar Penilaian Pendidikan, penilaian pencapaian kompetensi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada pendidik agar bisa menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.

Peserta didik tidak lagi menjadi objek dari pendidikan pada kurikulum 2013, tetapi justru menjadi subjek dengan  ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Adanya perubahan ini tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan akan mengalami perubahan. Mulai dari standar isi, standar proses maupun standar kompetensi lulusan, dan bahkan standar penilaian juga mengalami perubahan.

Keluasan penilaian yang terdapat dalam kurikulum 2013 menunjukkan adanya satu tujuan besar yang hendak dicapai di dalamnya. Namun, harus benar-benar dipahami tentunya oleh seluruh komponen pendidikan khususnya guru mengenai hal tersebut. Sebagian besar pendidik, istilah penilaian, asesmen dan pengukuran adalah istilah yang sering digunakan dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.

Permasalahan yang timbul ternyata masih banyak pendidik yang belum memahami tentang hakikat penilaian, asesmen, pengukuran dan testing. Perbedaan maupun persamaan makna antara keempat istilah tersebut masih sering ditemui. Belum lagi revisi kurikulum 2013 juga memperluas cakupan penilaian dalam pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu, makalah ini disusunan dalam membahas tentang tes, pengukuran, asesmen (penilaian) dan  evaluasi agar dapat dibedakan diantaranya, serta melakukan penelitian  mini yang terkait terhadap implementasinya

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah :
  1. Apa perbedaan dari penilaian, asesmen, pengukuran, dan testing?
  2. Apa perbedaan antara validitas dan reliabilitas?
  3. Apa perbedaan antara bias dan standar error measurement?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
  1. Menjelaskan perbedaan penilaian, asesmen,  pengukuran, dan testing.
  2. Menjelaskan perbedaan antara validitas dan reliabilitas.
  3. Menjelaskan perbedaan antara bias dan standar error measurement.
D. Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah :
  1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.
  2. Membantu mahapeserta didik memahami tentang bagaimana pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan.
  3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Pengembangan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pegertian Tes
Tabel 1. Matrik tentang pengertian Tes :


Aspek
Modul
Sumber Lain
Pengertian
Zainul dan Nasution (2001), tes sebagai pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direnca-nakan untuk memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu.
Arikunto dan Jabar (2004), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggu-nakan cara atau aturan yang telah ditentukan.
Slameto menyatakan tes adalah se-kelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh peserta didik dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik.
Sudaryono (2012:101), tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek  pengetahuan dan keterampilan.
Hamzah dan Satria (2012:3), tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang diper-syaratkan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.
Riduwan (2006: 37), tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian per-tanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inte-legensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu / kelompok.
Fungsi
Menurut Djali dan Muljono (2008)
- alat untuk mengukur prestasi belajar peserta didik
- motivator dalam pembelajaran
- perbaikan kualitas pembelajaran
- penentu berhasil atau tidaknya peserta didik sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan
Menurut Sitiatava (2013:111)
-  Menilai, mengukur, dan mengetahui tingkat perkembangan atau kemajuan peserta didik
-  Mengukur keberhasilan program pengajaran
Jenis
Berdasarkan alat ukur:
-          Tes seleksi
-          Tes awal (pre-test)
-          Tes akhir (post-test)
-          Tes diagnostik
-          Tes formatif
-         Tes sumatif
Berdasarkan aspek psikis:
-          Tes intelegensi
-          Tes kemampuan
-          Tes kepribadian
-          Tes hasil belajar
Berdasarkan bentuk respon:
-          Tes verbal
-          Tes non-verbal
Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan:
-       Tes tertulis
(pencil dan paper test)
-       Tes lisan
(non-pencil dan paper test)
Menurut Chibi Toha (44), tes dibedakan berdasarkan objek:
a.       Tes Kepribadian (Personality Test)
1)      Tes sikap
2)      Tes minat
3)      Tes bakat
4)      Tes intelegensi
b.      Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
1)      Tes penempatan
2)      Tes diagnostic
3)      Tes formatif
4)      Tes sumatif
Berdasarkan tingkatannya:
1)   Tes standar
2)   Tes non standar
Berdasarkan bentuknya:
1)      Tes tindakan
2)      Tes lisan
-       Tes lisan bebas
-       Tes lisan berpendoman
3)      Tes Tertulis
-       Tes subyektif
-       Tes obyektif
·      Tes melengkapi
·      Tes benar salah
·      Tes pilihan ganda
·      Tes menjodohkan
·      Rearrangement exercises
Berdasarkan dari segi banyak orang yang mengikuti tes:
a.       Tes individual
b.      Tes kelompok
Berdasarkan waktu yang disediakan:
a.       Power test
b.      Speed test

Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam menilai seseorang baik individu maupun kelompok untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar peserta didik 

Tabel 2. Perbedaan antara Tes, Testing, Testee, dan Tester :


Sumber
Tes
Testing
Testee
Tester
Modul
Alat evaluasi
Saat pengam-bilan tes
Responden yang mengerjakan tes
Orang yang diserahi tugas
KBBI
Ujian tulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui penge-tahuan, kemampuan, bakat dan kepribadian seseorang
Memeriksa dengan mencoba / menguji
Orang yang melakukan tes
Penguji

B. Pengukuran
Tabel 3. Matrik pengertian pengukuran :


Aspek
Modul
Sumber Lain
Pengertian
Alwasilah
Pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan performance pe-serta didik dengan menggunakan suatu skala kuantitatif sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance peserta didik tersebut dinyatakan dengan angka-angka.
Zainul dan Nasution (2001)
Pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas.
Arikunto dan Jabar (2004)
Pengukuran sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
Anas (2008:4)
Mengukur adalah membandingkan sesuatu atas dasar ukuran tertentu.
Sitiatava (2013)
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas yang bersifat numerik.
Sridadi (2007)
Pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuan-titatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.
Objek pengukuran
1.      Alat ukur fisik
2.      Isian inventori
3.      Tes
4.      Kuesioner
5.      Wawancara
6.      Observasi
7.      Daftar cocok
8.      Skala
9.      Studi kasus
10.  Riwayat hidup
11.  Sosiometri
12.  Asesmen portofolio
Menurut Sitiatava (2013:27)
1.      Prestasi atau hasil belajar siswa
2.      Sikap
3.      Motivasi
4.      Intelegensi
5.      Bakat
6.      Kecerdasan emosional
7.      Minat
8.      Kepribadian

Penulis menyimpulkan pengukuran merupakan  suatu proses membanding kemampuan peserta didik dengan pembanding yang bersifat baku. Kegiatan pengukuran dilakukan dengan membandingkan hasil belajar dengan suatu ukuran tertentu secara sistematis berupa besaran kuantitatif (sistem angka).

C. Penilaian ( Asesmen )
Tabel 4. Matrik tentang penilaian :

Aspek
Modul
Sumber Lain
Pengertian
Suharsimi (2007)
Penilaian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk.
Cangelosi (1995: 21)
Penilaian adalah keputusan tentang nilai, yang dipengaruhi oleh hasil pengukuran.
Kumano (2001)
Penilaian sebagai “The process of Collecting data which shows the development of learning”.
Anwar (2009:10)
Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran peserta didik.
Kesimpulan: asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar peserta didik. Meskipun proses belajar peserta didik merupakan hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan.

Anas (2008)
Penilaian berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berasal dari kata value berarti nilai. Istilah penilaian merujuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Arikunto (2009)
Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Nana (2010)
Penilaian adalah proses membe-rikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Endang Purwanti (2008:3)
Asesmen sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam ben-tuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang peserta didik baik yang menyangkut kurikulumnya, prog-ram pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan sekolah.
Kizlik (2009)
Assessment is a process by which information is obtained relative to some known objective or goal. Assessment is a broad term that includes testing. A test is a special form of assessment. Tests are assessments made under contrived circumstances especially so that they may be administered. In other words, all tests are assessments, but not all assessments are tests”.
Overton (2008)
Asesment is a process of gathering information to monitor progress and make educational decisions if necessary. As noted in my definition of test, an asesment may include a test, but also include methods such as observations, interview, behavior monitoring, etc”.
Akhmad (2008)
Penilaian (asesment) adalah pene-rapan berbagai cara dan peng-gunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi ten-tang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemam-puan) peserta didik.
Prinsip
Kusaeri dan Suprananto (2009:8), prinsip dalam penilaian adalah:
(1)Proses penilaian harus merupa-kan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran.
(2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
(3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi penga-laman belajar.
(4) Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori-motorik)

Prinsip-prinsip penilaian menurut Purwanto:
(1) Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komperhensif.
(2)Penilaian hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar.
(3)Penilaian yang digunakan hendaknya jelas bagi peserta didik dan bagi pengajar.
(4)Harus dibedakan antara penskoran (skoring) dan penilaian.
Prinsip dasar penilaian dari Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) terdapat delapan (Zainal, 2012: 187-188):
1)   Valid (tepat)
Alat ukur yang digunakan dalam penilaian berbasis kelas harus betul-betul mengukur apa yang hendak diukur.
2)   Mendidik
Banyak proses dan kegia-tan penilaian yang dilakukan guru membuat peserta didik menjadi ketakutan.
3)   Berorientasi kepada Kompetensi
Penilaian berbasis kelas dilakukan dalam rangka membantu peserta didik mencapai kompetensi dan indikator pencapaian hasil belajar yang telah dite-tapkan dalam kurikulum 2013.
4)   Adil dan Objektif
Guru sebagai penilai tetap harus dituntut berbuat adil dan bersikap objektif ter-hadap semua peserta didik.
5)   Terbuka
Sistem dan hasil penilaian berbasis kelas tidak boleh disembunyikan atau dirahasi-akan oleh guru.
6)   Berkesinambungan
Penilaian berbasis kelas tidak hanya dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran saja, tetapi harus dimulai dari awal sampai akhir pembelajaran, terencana, bertahap, dan berke-sinambungan.
7)   Menyeluruh
Penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus dilakukan secara menyeluruh, utuh dan tuntas, baik yang berkenaan dengan domain kognitif, afektif, maupun psikomotor.
8)   Bermakna
Penilaian berbasis kelas harus memberikan makna kepada ber-bagai pihak untuk melihat ting-kat perkembangan penguasaan kompetensi siswa maka hasil penilaian dapat ditindak-lanjuti.
Fungsi
Fungsi dari penilaian menurut Nana Sudjana (1995:4)
-     Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional.
-     Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.
-     Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar peserta didik kepada para orang tua.
Fungsi penilaian menurut Cronbach dalam Hamalik, (2002: 204):
-   Penilaian membantu siswa mere-alisasikan dirinya untuk mengubah atau mengembangkan perilakunya.
-   Penilaian membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
-   Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakannya telah memadai.
-   Penilaian membantu guru mem-buat pertimbangan administrasi.
Langkah penyusunan
Ada 7 langkah pokok asesmen pembelajaran :
1.    Menyusun rencana asesmen atau evaluasi hasil belajar
2.    Kedua: menghimpun data
3.    Melakukan verifikasi data
4.    Mengolah dan menganalisis data
5.    Melakukan penafsiran atau interpretasi dan menarik kesimpulan
6.    Menyimpan instrumen asesmen dan hasil asesmen
7.    Menindaklanjuti hasil evaluasi
BSNP Depdiknas (2006) menyatakan prosedur penilaian, guru seharusnya menggunakan langkah sistematis sebagai berikut.
a.    Perumusan Indikator Penca-paian Hasil Belajar.
b.    Penyusunan kisi-kisi.
Menurut Anderson (2003) dan dan Sudijono (2005), secara garis besar terdapat 7 (tujuh) langkah pokok asesmen pembelajaran

  
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan (menafsirkan) data atau informasi peserta didik untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran. Sedangkan asesmen adalah proses dan hasil pengumpulan informasi tentang peserta didik tentang apa yang telah diperoleh dalam proses pembelajaran.

D. Evaluasi
Tabel 5. Matrik tentang evaluasi :

Aspek
Modul
Sumber Lain
Pengertian
Kumano (2001)
Evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
Calongesi (1995)
Evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran.
Zainul dan Nasution (2001)
Evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Yunanda (2009)
Evaluasi merupakan kegiatan yang direncanakan untuk menentukan keadaan suatu objek dengan meng-gunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan patokan untuk kesimpulan.
Hikmat (2004:3)
Evaluasi adalah proses menilai pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja proyek untuk memberikan umpan balik untuk meningkatkan kualitas kinerja proyek.
Suchman dalam Arikunto dan Jabar (2010:1)
Evaluasi sebagai proses penentuan hasil yang dicapai beberapa kegiatan yang diren-canakan untuk mendukung pencapaian tujuan.
Tujuan
Secara khusus, tujuan evaluasi adalah untuk :
-   Mengetahui tingkat pengua-saan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
-   Mengetahui kesulitan yang dialami peserta didik dalam proses belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan memberikan remedial teaching.
-   Mengetahui efisiensi dan efektifitas strategi pembelaja-ran yang digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media maupun sumber belajar. 
Menurut Depdiknas (2003:6) mengemukakan tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk :
·   Melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar-mengajar.
·   Memperbaiki dan menyem-purnakan kegiatan guru.
·   Memperbaiki, menyem-purnakan dan mengembangkan program belajar-mengajar.
·   Mengetahui kesulitan apa yang dihadapi oleh peserta didik selama kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya.
·   Menempatkan peserta didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Arikunto (2004: 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.
Djuju Sudjana(2006) menyatakan berbagai macam tujuan evaluasi, yaitu:
1. Memberikan masukan untuk perencanaan program
2. Memberikan masukan untuk kelanjutan, perluasan, dan penghentian program.
3. Memberi masukan untuk memo-difikasi program.
4. Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat program.
5. Memberi masukan untuk motivasi dan Pembina pengelola dan pelaksana program.
6.  Memberi masukan untuk mema-hami landasan keilmuan bagi evaluasi program.

Tahap pelaksanaan evaluasi
-        Menentukan tujuan
-        Menentukan desain evaluasi
-        Penyusunan desain evaluasi
-        Pengumpulan data atau informasi
-        Analisis dan interpretasi
-        Tindak lanjut
Prosedur evaluasi yaitu terdiri atas (Zainal, 2009):
1. Perencanaan Evaluasi
     Perencanaan ini penting karena akan mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya, bahkan mem-pengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh.
    Dalam perencanaan penilaian hasil belajar ada beberapa faktor, yaitu :
a.  Menentukan tujuan
b. Menyusun Kisi-kisi (Layout/Blue-Print/Table of Specification)
     Adapun syarat-syarat kisi-kisi yang baik adalah :
o  Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.
o  Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami.
o  Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indicator dan bentuk soal yang ditetapkan.
c.  Uji Coba
2. Menentukan desain evaluasi
3. Penyusunan instrumen evaluasi
    Langkah penyusunan instrumen:
§  Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun.
§  Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel dan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersang-kutan.
§  Membuat butir-butir instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kisi-kisi
§  Menyunting instrumen evaluasi pembelajaran yang meliputi: mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, menuliskan petunjuk pengisian dan indentitas serta yang lain, dan membuat pengantar pengisian instrument.
4.  Pengumpulan data atau informasi
Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran.
Dalam pengumpulan data dapat diterapkan berbagai teknik pengumpulan data diantaranya :
§  Kuesioner,
§  Wawancara,
§  Pengamatan,
§  Studi Kasus.
5.   Analisis dan interpretasi
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul.
6.   Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi.
7.   Pengolahan Hasil Evaluasi
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam penyekoran hasil tes, sesuai dengan bentuk-bentuk tes yang digunakan.
§  Pemberian skor untuk tes bentuk objektif Secara sederhana,
§  Pemberian skor tes bentuk essai.
8.  Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
   Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan hasil evaluasi. Laporan hasil evaluasi harus :
§  Membuat informasi yang lengkap
§  Mudah difahami
§  Mudah dibuat
§  Dapat dipakai
§  Bersifat objektif
  
E. Validitas
Tabel 6. Matrik tentang validitas :

Aspek
Modul
Sumber Lain
pengertian
Supriyadi (2005:127)
Validitas mempunyai arti tes harus mengukur apa yang mestinya harus diukur.
Arikunto (2000)
Validitas adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur.
Suharsimi (2013:73)
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.
Grondlund (Ibrahim & Wahyuni, 2012) menyatakan validitas mengarah kepada ketepatan interpretasi hasil penggunan suatu prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.
Menurut Desy (2003: 585) dalam KBBI dilihat dari istilah valid yaitu sahih, sedangkan validitas merupakan bersifat valid atau benar menurut bahan bukti yang ada dan logika berpikir.
Jenis
Ada lima macam jenis validitas (wayan dan sunartana, 1990), yaitu:
1.      Validitas Kriteria
Validitas kriteria adalah suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan pengukuran lain yang berfungsi sebagai kriteria atau pembanding.
Validitas kriteria dapat dibedakan menjadi:
-          Validitas ramalan
-          Validitas serempak
-          Validitas pengukuran setara
2.      Validitas isi
Validitas isi adalah derajat tes yang menggambarkan esensi, toik-topik dan ruang lingkup tes yang dirancang untuk pengukuran (consuello, dkk, 1993)
3.      Validitas Konstruk
Validitas konstruk terjadi ketika pendidik menyusun soal berdasarkan teori atau konsep yang ada.
4.      Validitas permukaan
Validitas ini dinyatakan dari penampilan alat tes berupa kemampuannya menjelajahi semua gejala atau unsur yang akan diukur dalam suatu tes.
5.      Validitas empiris
Validitas ini dapat diketahui dengan membandingkan hasil yang pernah dicapai individu dalam mengerjakan (menjawab) suatu tes, dengan kemampuan atau tingkah laku nyata yang ditampilkan sehari-hari.
Ebel (dalam Nazirz 1988) membagi validitas menjadi :
1.      Concurrent validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan kinerja.
2.      Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
3.      Face Validity adalah validitas yang berhuubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
4.      Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-faktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, di mana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
5.      Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
6.      Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bhwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang seharusny diukur.
7.      Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerj seorang di msa mendatang.
8.      Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu populasi.

F. Reliabilitas
Menurut Desy (2003:585) dalam KBBI, istilah reliabel yaitu dapat dipercaya, sedangkan reliabilitas merupakan ketelitian dan ketepatan dalam teknik pengukuran. Suatu tes dikatakan reliabel jika ia dapat dipercaya, konsisten atau stabil, dan produktif. Disisi lain, Suharsimi (2013:104) mengartikan reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama.

Tabel 7. Matrik tentang reliabilitas :

Modul
Sumber Lain
Menurut Sudjana (2009: 16) reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut menilai apa yang dinilainya.
Menurut Mardapi (2012:51), reliabilitas merupakan koefisien yang menunjukkan tingkat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran suatu tes.
Suharsimi (2013:104) reabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama.
Sugiyono (2012:268) menyatakan reliabilitas suatu instrumen berkenaan dengan konsistensi dan stabilitas data.
 
Kesimpulan dari pengertian reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan reliabel jika ia dapat dipercaya, konsisten atau stabil, dan produktif.
 
Support : Kontak | Privasi | Tentang
Copyright © 2024. Fisika Islam - All Rights Reserved
Temukan Kami di Facebook @ Fisika Islam