Home » » Perbedaan Pengucapan Kata Subhanallah dengan Masya Allah

Perbedaan Pengucapan Kata Subhanallah dengan Masya Allah

Sudah menjadi hal umum di masyarakat khususnya di Indonesia ketika melihat hal yang indah indah mereka mengucapkan "Subhanallah" dan ketika melihat hal yang buruk mereka mengucapkan "Masya Allah". Padahal ternyata penggunaan kata itu justru terbalik, namun semua itu sudah terlanjur menyebar dimasyarakat seperti yang kita lihat disinetron bahkan seorang da'i sekalipun masih melakukan hal yang demikian.
Pengucapan subhanallah dan masyaallah yang benar
Pengertian dari Subhanallah adalah "Maha Suci Allah" serta Masya Allah berarti "Atas Kehendak Allah". kalimat thayyibah ini seharusnya digunakan adalah ketika :
  • Subhanallah : Ketika melihat sesuatu yang buruk/jelek ataupun sesuatu yang maha suci Allah dari yang demikian itu.
  • Masya Allah : Ketika melihat sesuatu yang indah/menyenangkan ataupun kekaguman atas sesuatu yang sesuatu itu terjadi pastilah Atas Izin/kehendak Allah.
Adapun yang menjadi landasan dari pengucapan kalimat kalimat Thayyibah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Masya Allah

  • “Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39)
dalam surat Al Kahfi ini dikatakan bahwa tatkala ketika memasuki kebun yang indah maka ucapkanlah "Masya Allah". hal ini lah yang menjadi landasan bahwa ketika melihat sesuatu yang indah maka kita mengucapkan kalimat "Masya Allah" sebagai bentuk rasa kagum kita kepda Allah karena semua ni bisa terjadi pastilah Atas kehendak Allah swt.

2. Subhanallah
  • “Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu : “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar”. (QS. An Nuur 24 : 16)
  • Katakanlah (Muhammad) : “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”  (QS. Yusuf 12 : 108)
  •  “Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat : ”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu? Malaikat­-malaikatitu menjawab : “Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka : bahkan mereka telah menyembah jin : kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.” (QS. Saba’ 34 : 40-41)
  •  Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi)
Berdasarkan ayat serta hadist di atas maka nampaklah bedanya bahwa ketika berbicara tentang sesuatu yang buruk ataupun kejelekan maka kalimat yang digunakkan adalah "Subhanallah" yang mana tidak mungkin sesuatu itu dikaitkan kepada Allah atau alah terlepas dari segala kejelekan itu. serta seperti yang di ungkapkan oleh Rasulullah dalam hadist riwayat Tirmidzi diatas, nabi menjawab dengan kalimat "Subhanallah" ketika menanggapi sikap dari salah seorang sahabat dan mengatakan bahwa mukmin itu tidaklah najis.

Demikianlah sedikit uraian mengenai perbedaan pengucapan kalimat thayyibah Subhannalh dengan Masya Allah. semoga bermanfaat.
 
Support : Kontak | Privasi | Tentang
Copyright © 2024. Fisika Islam - All Rights Reserved
Temukan Kami di Facebook @ Fisika Islam